Hi mommy,
Tentunya sebagi ibu rumah tangga, kita dituntut untuk menjadi Menteri Keuangan Keluarga. Hampir setiap hari kita sibuk mengatur budget atau anggaran untuk belanja, kebutuhan bulanan, hingga tabungan. Mengatur anggaran bulanan bisa jadi hal yang cukup tricky supaya di pertengahan bulan atau di tanggal tua masih ada dana cukup tanpa ada kebocoran halus disana-sini.
Untuk melanjutkan financial literacy yang diterapkan oleh Visa dan Otoritas Jasa Keuangan, minggu lalau Visa kembali mengadakan Talkshow bersama Ibu Berbagi Bijak dan teman-teman blogger. Kalau yang sesi pertama (bulan lalu) berbicara mengenai Financial Check Up, sesi kedua ini lebih spesifik lagi dengan tema "Budgeting"
Baca juga liputanku untuk sesi 1 dengan tema Financial Checkup
http://www.anitamayaa.com/2017/07/tips-bijak-mengatur-kesehatan-keuangan.html
Masih bersama Mbak Prita Ghozie sebagai financial educator untuk narasumber talkshow kali ini.
Sebagai pembuka, Mbak Prita memberikan sedikit games untuk dipraktekkan di rumah bersama suami untuk mencoba membuat anggaran pengeluaran keluarga sesuai kebutuhan keluarga saat ini. Untuk mengerjakan tugas ini, sebaiknya suami dan istri mengerjakan masing-masing. Ternyata, sebagian besar pasangan memiliki jawaban yang berbeda antara si suami dan si istri, hal ini karena kurangnya komunikasi dan keterbukaan dalam membuat anggaran belanja bulanan.
Budgeting atau anggaran keuangan, memang harus disusun sedemikian rupa dan dipilah-pilah, mana yang untuk kebutuhan bulanan, seberapa besar yang akan disimpan sebagai dana darurat dan seberapa yang akan disimpan dalam bentuk investasi.
Untuk melanjutkan financial literacy yang diterapkan oleh Visa dan Otoritas Jasa Keuangan, minggu lalau Visa kembali mengadakan Talkshow bersama Ibu Berbagi Bijak dan teman-teman blogger. Kalau yang sesi pertama (bulan lalu) berbicara mengenai Financial Check Up, sesi kedua ini lebih spesifik lagi dengan tema "Budgeting"
Baca juga liputanku untuk sesi 1 dengan tema Financial Checkup
http://www.anitamayaa.com/2017/07/tips-bijak-mengatur-kesehatan-keuangan.html
Masih bersama Mbak Prita Ghozie sebagai financial educator untuk narasumber talkshow kali ini.
Sebagai pembuka, Mbak Prita memberikan sedikit games untuk dipraktekkan di rumah bersama suami untuk mencoba membuat anggaran pengeluaran keluarga sesuai kebutuhan keluarga saat ini. Untuk mengerjakan tugas ini, sebaiknya suami dan istri mengerjakan masing-masing. Ternyata, sebagian besar pasangan memiliki jawaban yang berbeda antara si suami dan si istri, hal ini karena kurangnya komunikasi dan keterbukaan dalam membuat anggaran belanja bulanan.
Budgeting atau anggaran keuangan, memang harus disusun sedemikian rupa dan dipilah-pilah, mana yang untuk kebutuhan bulanan, seberapa besar yang akan disimpan sebagai dana darurat dan seberapa yang akan disimpan dalam bentuk investasi.
Aku sendiri dalam keserharian seringkali kecolongan bocor halus disana-sini karena aku merasa kurang disiplin dalam membagi pos uang jatah untuk masing-masing kebutuhan. Untungnya, setelah ikut acara ini aku mendapat pencerahan untuk bisa kembali ke jalur yang benar dalam mengelola anggaran belanja keluarga. Kalau kalian juga sering merasa seperti yang aku rasakan, penting sekali nih menyimak postinganku kali ini karena aku punya 4 tips untuk memaksimalkan budget tanpa ada lagi bocor dana disana-sini.
Menurut Mba Prita Ghozie, pastikan tahapan ini dijalankan dengan disiplin setiap bulannya niscaya alokasi dana akan benar pada tempatnya dan ada bonus yaitu bisa menabung untuk meraih mimpi lho. Berikut 4 tips yang bisa kalian praktekkan juga:
1. Susun prioritas keuangan
Menyusun prioritas adalah tahapan terpenting dan yang harus pertama kali dilakukan saat mendapat uang gaji atau jatah dari suami. bagaimana menentukan prioritas dengan benar? Pastikan mommy semua tahu tentang kebutuhan saat ini dan kebutuhan masa depan.
Kebutuhan saat ini adalah kebutuhan yang harus dibayarkan atau kebutuhan yang jatuh temponya dalam kurun waktu 12 bulan kedepan, misalnya iuran uang sekolah, pengeluaran belanja tumah tangga, cicilan bulanan, dll.
Sedangkan kebutuhan masa depan adalah kebutuhan yang jatuh tempo diatas 12 bulan, seperti kebutuhan pendidikan anak, umroh, dana pensiun, dan lainnya.
Selain itu prioritaskan juga barang yang hendak dibeli, apakah barang tersebut merupakan kebutuhan atau keinginan saja. Coba selalu mendahulukan sesuatu yang menjadi kebutuhan untuk kelangsungan hidup dibanding hanya keinginan yang bisanya hanya merasa senang dan puas sesaat kemudian menyesal pada akhirnya.
Secara teori, urusan untuk menentukan urutan prioritas adalah zakat paling utama atau perpuluhan untuk umat Kristiani, kemudian lanjutkan membuat pos pengeluaran untuk membayar hutang, pinjaman dan kartu kredit. Kemudian pos selanjutnya adalah tabungan dan investasi, jangan terbalik yah nabung itu harus diawal-awal jangan dibiasakan "ah nabungnya nanti kalau ada sisa budget" huhhh...
Kemudian siapkan juga dana darurat, lanjut sisihkan untuk biaya hidup bulanan, kemudian biaya pendidikan. Dan terakhir jika ada sisa budget baru pakai untuk memenuhi gaya hidup.
Prinsip dari Mbak Prita Ghozie yang aku ingat terua adalah "It's not how much you make, but how much you spend". So, bijaklah dalam menentukan skala prioritas pengeluaran karena itulah yang menentukan nasib kehidupan kita kedepan.
2. Atur alokasi dana
Seperti yang dijelaskan tadi alokasi pertama harus zakat (2,5 - 5%), atau kalau aku biasanya perpuluhan (10%) karena dalam setiap rejeki berkat yang kita terima ada hak orang lain didalamnya yang harus kita kembalikan sebagai wujud syukur kita pada Tuhan. Itu yang terutama, ga akan jatuh miskin hanya dengan memberi, percaya deh..
Untuk dana darurat sebaiknya kita punya simpanan di rekening tersendiri dan minimal saldo yang seharusnya ada kurang lebih 3-6 kali lipat dari pengeluaran rutin bulanan. Hal ini untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, bencana atau kecelakaan yang bisa saja menimpa kita dan keluarga dan harus tetap bisa bertahan hidup dengan simpanan darurat tersebut.
Kebutuhan rutin juga hal penting untuk dihitung arus pengeluarannya. Aku pribadi sudah terbiasa sejak sekolah untuk selalu mencatat pengeluaran setiap hari, dan masih aku praktekkan hingga sekarang. Coba untuk mengusahakan mengambil uang dari atm sekali saja untuk kebutuhan seminggu, dengan mempraktekkan ini pasti hasrat untuk jajan juga berkurang dan lebih memilih untuk menyimpan uang guna dipakai kebutuhan yang lebih penting.
Tidak selamanya kita muda dan selalu punya pendapatam, nanti ada masanya kita hanya menerima uang dari anak-anak. Nah, bila saat itu tiba pastikan mommy dan suami punya simpanan untuk dana pensiun sehingga tidak terlalu membebani anak.
Lakukan investasi seperti asuransi dan beberapa jenis investasi lainnya, memang lebih beresiko sih, tapi tidak ada salahnya untuk dicoba jika sudah punya dana yang cukup. Kalau sampai saat ini aku mempraktekkan investasi ini dengan memiliki tabungan emas yang relatif minimal resiko.
Contoh alokasi dana yang ideal adalah seperti berikut:
3. Meraih mimpi
Buatlah wishlist hal apa saja yang ingin dilakukan, baik sendiri atau bersama pasangan. Jika perlu print gambar hal tersebut. Misalnya, aku ingin bisa jalan-jalan ke Jepang maka aku akan memilih salah satu tujan wisata di Jepang yang sangat ingin aku datangi dan pasang gambar tersebut di meja kerja. Ini bisa jadi cambuk untuk berhemat dan menabung untuk bisa meraih mimpi.
Apalagi kalau sudah bijak dalam menentuka prioritas, mempraktekkan aliran anggaran dengan benar, pasti mimpi akan mudah dicapai!
Tipsnya adalah
SET GOAL - MAKE PLAN - GET TO WORK - STICK TO IT - and.... REACH YOUR GOAL!!
4. Tentukan Anggaran Bulanan dan Musiman
Langkah untk menentukan ini seperti yang sudah aku jelaskan sedikit di post financial check up kemarin. Anggaran pengeluaran bulanan dibayarkan menggunakan uang pendapatan bulanan yang kita dapatkan.
Sedangakan pendapatan musiman itu seperti bonus dan THR. Pendapatan musiman sebaiknya digunakan untuk jenis pengeluaran yang juga musiman seperti membeli hewan kurban bisa pakai uang simpanan dari THR sewaktu lebaran. Atau bisa juga berencana melakukan liburan di bulan tertentu saat bonus dari kantor cair.
Alokasikan juga pos untuk investasi dengan perkiraan sebagai berikut, 5% untuk dana rumah, 10% untuk dana pendidikan, dan 5% untuk dana pensiun.
Jadi, itu dia 4 tahapan dalam mengelola pendapatan dan pengeluaran dengan lebih bijak supaya kebutuhan rutin bisa terpenuhi dan tabungan juga dapat jatahnya.
Ada juga teknik untuk mengatur keuangan yang bisa langsung dipraktekkan, yaitu coba membuat 3 rekening berbeda untuk pos yang berbeda.
1 rekening untuk biaya bulanan termasuk untuk bayar tagihan dan cicilan, 1 rekening lain untuk tabunga, biaya darurat atau investasi, dan buat 1 rekening lagi untuk biaya hepi-hepi alias biaya untuk gaya hidup.
Merencanakan keuangan sama halnya dengan merencanakan masa depan, ga mau kan sekarang enak-enak saja berbelanja, makan di restoran mahal tapi nantinya kebutuhan pendidikan anak malah kurang dan harus super berhemat. Dan tentunya semua mommy seperti aku juga, pengen sekali suatu saat nanti ketika anak sudah mandiri, bisa keliling dunia berdua dengan suami menikmati dana pensiun dan hari tua bersama. hahaha...agak terlalu jauh memang tapi ga ada salahnya kan punya mimpi dulu..
Kalau mommy masih butuh tips lain yang praktis, mommy bisa follow social media IbuBerbagiBijak di instagramnya. Ada banyak kegiatan giveaway dan topik tips keuangan yang sanagt mudah dipraktekkan.
Ingat, sekecil apapun gaji pasti cukup untuk biaya hidup tapi seberapa besarnya gaji tidak akan cukup untuk membiayai gaya hidup. Maka alokasikan dana dengan membuat budgeting yang jelas dan dispilin ya..
See you on my next post, mommies...
No comments :
Post a Comment