Hi moms,
Akhirnya sampai juga kita di seri literasi keuangan yang terakhir bersama Visa Worldwide, Ibu Berbagi Bijak dan Kumpulan Emak Blogger. Jika di sesi pertama kita belajar tentang mengatur kesehatan keuangan, kemudian sesi kedua kita belajar mengenai bijak mengatur anggaran, maka yang tidak kalah penting di sesi terakhir ini adalah pembahasan mengenai investasi.
Baca juga: Bijak Mengatur Anggraran Belanja Keluarga
Workshop kali ini bersama Visa, Ibu Berbagi Bijak dan KEB digelar di Mendjangan Resto di kawasan Kemang. Narasumber juga masih bersama Mbak Prita Ghozie selaku financial educatornya.
Baiklah yuk langsung kita bahas mengenai Bijak Berinvestasi..
Jika keuangan keluarga diibaratkan sebagai sebuah kapal, maka investasi bisa digambarkan seperti lifebuoy atau sekoci yang berguna untuk membantu menyelamatkan isi kapal bahkan nyawa kita juga. Jadi buat para ibu rumah tangga yang masih belum memiliki investasi, perlu waspada saat adanya gelombang keuangan yang menimpa atau jika timbul suatu pengeluaran besar yang tidak terduga bisa jadi kalang kabut untuk memenuhi kebutuhan serta untuk melanjutkan kehidupan.
Sebelum memulai untuk Investasi ada baiknya kita mengetahui lebih dulu 5 prinsip dari Investasi, yaitu sebagai berikut:
1. Pahami Tujuan dan Resiko
Sebelum memtuskan untuk mulai berinvestasi, kita harus tahu dulu tujuan kita melakukan ivestasi ini untuk apa, apakah untuk biaya sekolah anak atau jangka panjangnya untuk tabungan saat pensiun. Kemudian pertimbangkan juga hasil dari investasi nantinya akan dinikmati atau diambil seluruhnya saat target akhir sudah tercapai atau ingin menikmati laba setiap bulannya.
Selain memahami tujuan kita investasi, kemudian kenali faktor resikonya yaitu:
- Investor Konservatif, 100% defensif (tidak berani rugi banyak)
- Investor Moderat, 60% defensif 40% agresif (investasi seperlunya saja)
- Investor Agresif, 70% lebih agresif (berani mengambil resiko yang lebih besar)
2. Tentukan Jangka Waktu
Seperti prinsip matching yang sudah dijelaskan sebelumnya, investasi juga perlu ditentukan sampai kapan jangka waktunya.
Jangka Pendek untuk kebutuhan selama kurang dari 3 tahun, Investasi Jangka Menengah untuk kebutuhan selama 3-6 tahun mendatang, dan Jangka Panjang utnuk dana pensiun, naik haji, dsb.
Yang tidak kalah penting dalam menghitung jangka waktu berinvestasi adalah, perhitungan infasi per tahun yaitu sekitar 10-20% setiap tahunnya. Jadi sangat besar kemungkinan akan perubahan jumlah anggaran untuk tahun-tahun kedepan.
Kita ambil contoh saja untuk menghitung biaya kenaikan tingkat pada anak sekolah. Pastinya uang pangkal dan uang sekolah ada kenaikan maksimal 10% dari biaya di tahun sebelumnya. Hitungan jumlah inflasi perlu dihitung yah, supaya tidak salah menghitung.
3. Ragam Pilihan Investasi
Investasi bisa dibagi menjadi 3 tergantung dari jangka waktunya, profil resikonya dan laba yang didapat, yaitu:
- Tabungan (resiko cenderung kecil bisa untuk jangka pendek atau menengah)
- Investasi (resiko tidak terlalu besar, cocok untuk jangka waktu diatas 3 tahun)
- Spekulasi (resiko lebih besar dengan laba yang besar juga)
Dari sini, kita bisa mencoba meragamkan jenis investasi yang kita punya, usahakan memiliki beberapa jenis investasi yang berbeda. Jenis investasi yang bisa dipilih adalah:
- Aset Fisik, seperti Logam Mulia dan Properti
- Surat berharga, seperti deposito, obligasi, saham atau reksa dana
- Bisnis, seperti usaha franchise
4. Strategi Berinvestasi
Dalam berinvestasi, kita bisa melakukan dengan bertahap dan perlahan jangan terlalu tergiur untung yang banyak. Beberapa strategi investasi yang bisa mommy sekalian coba praktekkan yaitu:
- Cos Averaging
Dengan rutin melakukan investasi tabungan setiap bulan tanpa terpengaruh kondisi pasar.
- Diversification
Jangan hanya menyimpan tabungan di satu bank saja, berbagai bank memiliki profile kelebihan dan kekurangan tersendri jadi cobalah utnuk membuka beberapa rekening tabungan atau deposito di beberapa sektor atau instrumen.
-Long Term
Resiko investasi memang tidak dapat diminimalisir, tapi ada baiknya bermain dengan jangka waktu karena pada umumnya investasi baru bisa dinikmati setelah diatas 3 tahun dengan pola yang disiplin.
5. Review dan Re-alokasi
Belakangan ini banyak orang berinvestasi karena tergiur dengan laba atau bunga yang besar, nah sebagai ibu yang bijak kita harus mempelajari terlebih dahulu atau melakukan review pada setiap tawaran investasi. Jangan sampai tertipu investasi bodong hanya karena ingin menikmati bunga yang besar.
Otoritas Jasa Keuangan dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) biasanya memberikan bunga investasi antara 5-6% per tahun, jadi bila ada yang menawarkan investasi dengan bunga yang jauh melebihi 6% per tahun sangat patut dicurigai.
Beberapa hal yang perlu diwaspadai supaya tidak tertipu investasi bodong:
- Jangan tergiur laba atau bunga yang besar
- Periksa ijin dan legalitas penyedia jasa keuangan pada Otoritas Jasa Keuangan
- Pelajari skema investasinya dengan jelas, darimana profit yang didapat
- Hati-hati dengan Money Game, Arisan Berantai, Investasi Kebun dan lain sebagainya.
Dengan mencoba melakukan inestasi dan rutin menjalankan dengan disiplin serta menguatkan hati untuk tidak tergiur investasi abal-abal maka sebagai ibu rumah tangga yang bijak kita sudah membantu membuat sekoci untuk keadaan darurat di kapal rumah tangga kita.
Baiklah sampai disini sharingku tentang workshop Ibu Berbagi Bijak yang sudah aku ikuti selama 3 bulan ini, semoga ketiga postingan seri Ibu Berbagi Bijak ini bisa bermanfaat untuk para ibu rumah tangga dan remaja putri dalam belajar menjadi Menteri Keuangan Keluarga masing-masing.
Terimakasih atas ilmu yang berharga dan kesempatan untuk kumpul-kumpul dengan mommy blogger yang lainnya, Ibu Berbagi Bijak, Visa Worldwide dan Kumpulan Emak Blogger.
See you!!
No comments :
Post a Comment