Saturday, 11 August 2018

[FAMILY and PARENTING] Waspada Obesitas Pada Anak

Saat membawa si kecil untuk jalan-jalan di sekitar komplek, sering kita jumpai ibu-ibu yang berkata "duh, anaknya gendut, lucu sekali". Bagi si ibu yang punya anak gembul itu pasti senang mendengar 'pujian' dari tetangganya tersebut. Tapi benarkah anak yang gendut itu terihat lebih lucu??
Ternyata, dibalik kelucuan anak yang tergolong gendut, ada banyak bahaya mengintai baik dari segi kesehatan, sosial dan bahkan mentalnya lho.



Nah, di blogpost ku kali ini aku akan sedikit membahas mengenai ciri-ciri anak obesitas, gejalanya, pencegahannya dan pengobatannya. Karena kebetulan beberapa hari yang lalu aku sempat mengikuti talkshow bersama RS Royal Progress dengan topik pembahasan Obesitas Pada Anak. Jadi buat para moms yang punya anak tergolong gembul dan lucu ini boleh banget dibaca ulasanku sampai akhir karena ada tips juga untuk menanganinya.

Obesitas


Sebelum membahas lebih dalam, ada baiknya kita berkenalan dulu dengan Obesitas. Obesitas merupakan kondisi dimana timbunan lemak tubuh menjadi lebih banyak dibandingkan massa otot yang mengakibatkan terbatasnya gerak tubuh dan aktivitas. Bagi si kecil, bisa digolongkan obesitas apabila grafik pertumbuhan BMI (grafik pertumbuhan pada buku tumbuh kembang dan imunisasi) sudah mencapai garis batas hitam bagian atas.

Ciri lain yang bisa dikenli dengan mata telanjang adalah apabila cara berjalan sudah mulai aneh, dan semua bagian tubuh ikut bergoyang saat berjalan, ini merupakan sedikit tanda bila si kecil sudah masuk tahap Obesitas, bukan lagi Overweight.


dr. Lucie Permana Sari, Sp.A mengatakan bahwa obesitas pada anak seringkali disepelekan, padahal Obesitas pada anak akan beresiko lebih tinggi untuk terjadinya obesitas saat dewasa dan tentunya akan diikuti oleh berbagai macam penyakit metabolik dan penyakit degeneratif lainnya.

Penyebab Anak Menjadi Obesitas



Ada beberapa faktor yang menyebabkan si kecil bisa mengalami Obesitas, seperti diantaranya:
1. Faktor Lingkungan, seperti kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang salah, makan dengan porsi yang sangat besar namun rendah serat, kurangnya konsumsi buah dan sayuran, serta banyaknya makanan dan minuman tidak sehat yang banyak mengandung gula.
2. Faktor Genetik, apabila kedua orang tua tergolong Obesitas, peluang si kecil menjadi obesitas bisa lenih meningkat. Atau salah satu orang tua termasuk Obesitas, ada sikitar 40% resiko si kecil juga Obesitas.

Dampak Metabolistik Pada Anak Obesitas


Nah, setelah mengetahui apa itu Obesitas dan apa saja faktor pencetusnya, sekarang kita harus mulai mengenali dampak yang ditimbulkan oleh Obesitas ini pada si kecil, karena ternyata dampaknya tidak main-main lho.

Apabila anak mengalami Obesitas, tentunya saat masih kecil masih mendapat banyak 'pujian' dari ibu-ibu tetangga, tapi apakah saat mulai masuk ke usia sekolah masih akan tetap lucu? Sedangkan di sekolah akan ada banyak aktivitas fisik, olah raga dan belum lagi panggilan-panggilan 'gendut' dari teman-teman yang sudah tidak lucu lagi.

Beberapa dampak secara metabolis yang ditimbulkan apabila si kecil megalami Obesitas adalah:
1. Gangguan Sleep Apnea, atau terhentinya napas saat tidur karena kerongkongan tertutup lemak. Cir-cirinya adaah mengorok dengan cukup kencang setiap kali tidur, tidak hanya saat kelelahan saja.
2. Sindrom Metabolik, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol bahkan diabetes.
3. Gejala Asma
4. Hepatic Steatosis, atau penumpukan lemak pada organ vital tubuh dan pembuluh darah.
5. Pubertas lebih awal
6. Gangguan pertumbuhan muskulokeletal, atau terganggunya pertumbuhan tulang, otot dan sendi karena tidak kuat menahan berat tubuh.

Apabila anak sudah mulai mengalami hal seperti diatas, sebaiknya mulai atur pola makan yang tepat dengan banyak serat sayuran dan buah-buahan diiringi dengan latiha fisik sesuai usia dan berat badannya.

Dampak Fisiologis Pada Anak Obesitas 



Secara fisik, anak obesitas pastinya tidak selincah anak dengan berat badan yang ideal. beberapa masalah yang kadang timbul adalah:
1. Blount, atau kaki membengkok karena penumpukan lemak pada paha sehingga kaki tidak bisa lurus.
2. Patah Tulang, karena area tulang sendi tidak kuat menahan beban tubuh sehingga saat terjatuh atau terbentur akan sangat mudah beresiko patah tulang.
3. ECFC, kondisi tulang femur yang bergeser kebelakang karena menahan berat badan.
4. Flat Feet, kondisi telapak kaki yang flat karena tertimbun lemak. Akibatnya akan mudah lelah saat harus berjalan cukup lama.


Menurut dr. Rika Haryono, Sp.KO dampak secara fisiologis ini bisa dibantu dengan latihan fisik untuk membantu menurunkan berat badan dan mengaktifkan otot dan tulang yang kaku. Beberapa contoh latihannya adalah seperti latihan fisik dengan berjalan kaki atau aerobik 3-5 kali seminggu, dengan intensitas sedang selama kurang lebih 30 menit sampai 1 jam. 


Dampak Emosional Pada Anak Obesitas


Tidak hanya secara fisiologis yang terganggu, apabila anak obesitas akan cenderung mengalami pandangan negatif dari lingkungan sekitar dan beresiko mengalami bullying.


Oleh karenanya, Ibu Nadia Rachman, M.Psi, Psikolog menjelaskan bahwa gangguan emosi pada anak Obesitas biasanya ditandai dengan emosi kesedihan, murung dan mulai menarik diri dari lingkungan teman-teman sebayanya. Pada anak obesitas usia 11-17 tahun bahkan ada penelitian yang mnyatakan bahkwa akan mempengaruhi konsentrasi dan proses belajarnya di sekolah.

Dampak sosial emosional lainnya pada anak obesitas adalah penilaian diri yang rendah dan anak akan memberikan persepsi negatif pada dirinya, minder dan mudah mengalami kecemasan saat dihadapkan dengan lingkungan yang baru.

Apabila si kecil yang mengalami obesitas mulai menunjukkan tanda-tanda emosi sperti diatas, sebaiknya mulai hubungi psikolog anak untuk melakukan pendampingan. Dan jangan lupa, peran orang tua akan sangat membantu si kecil merasa nyaman dan 'benar-benar diterima', berilah pujian jika berhasil menyelesaikan latihan fisiknya, mulai mengikuti kegiatan yang positif dan beri kesempatan untuk mengembangkan minatnya agar anak memiliki rasa percaya diri karena tetap bisa menguasai suatu bidang tertentu.

Overall, anak Obesitas itu masih bisa memiliki kesempatan yang sama dengan anak normal lainnya apabila dilakukan terapi dan pendampingan sejak dini. Sebagai orang tua, kita tetap harus memantau tumbuh kembang anak agar tetap sesuai di grafik pertumbuhan yang tepat, jangan sampai terlalu naik (overweight dan obesitas) atau malah menurun (kurang gizi dan gizi buruk).


Dan jangan khawatir, karena di RS Royal Progress juga tersedia fasilitas untuk melakukan pendampingan baik secara mental dan fisik bersama psikolog dan ahli gizi yang teapt agar anak bisa ditangani dengan tepat pula. 


Di akhir acara, ada chef dari Royal Cafe, RS Royal Progress yang memberikan sedikit tips makanan yang sesuai dengan gizi seimbang sesuai kebutuhan si kecil. Ada roti gulung isi sayuran dan nugget tempe. Royal cafe didukung penuh oleh dokter spesialis gizi, dokter spesialis olah raga, dokter spesialis penyakit dalam, ahli gizi dan chef profesional. Royal cafe daro RS Royal Progress bisa sangat membantu untuk menjadwalkan makanan dengan diet seimbang terutama bagi anak obesitas yang sebelumnya bisa konsultasi lebih dahulu dengan ahli gizi agar sesuai dengan kebutuhan si kecil.


RS Royal Progress

Jl. danau sunter Utara, Sunter Paradise 1
Telp: ((021) 6400261

#RSRoyalProgress #RSRoyalProgressxDBN #ObesitasAnak



1 comment :

Back to Top