Bagi masyarakat perkotaan seperti kita ini, makanan dan minuman kemasan sudah menjadi menu yang paling simpel setiap kali lapar dan haus melanda. Berbeda dengan kebiasaan pada jaman dulu dengan membawa bekal ke sekolah atau ke kantor. Buat kalian yang sering jajan makanan cepat saji dan minuman kemasan, pernahkah kalian membaca Tabel Kandungan Gizi di bagian belakang kemasan?
Beruntung sekali aku diundang oleh Blogger Perempuan untuk menghadiri talkshow seputar gizi yang ternyata membuat aku cukup tercengang dengan fakta yang ada di balik makanan dan minuman kemasan yang seringkali kita konsumsi. Acara yang bertajuk “Hydration Talk” diselenggarakan pada tanggal 18 Oktober 2018 yang lalu di Ocha Bella. Dari pengalamanku menghadiri acara yang benar-benar edukatif tersebut, maka aku juga ingin membahasnya disini agar kalian bisa lebih memperhitungkan kandungan gizi dan kesehatan sebelum mengkonsumsi makanan dan minuman dalam kemasan.
Belakangan ini tanpa kita sadari Penyakit Tidak Menular atau Penyakit Degeneratif yang umumnya diderita usia lansia sekarang bahkan anak muda pun bisa terkena penyakit seperti Jantung atau Diabetes Melitus. Kondisi inilah yang menjadi akibat pola makan tidak sehat dan asupan kalori yang tidak terkontrol saat minum atau ngemil.
Terkait dengan hal ini, pemerintah mengganti 4 sehat 5 sempurna menjadi Piramida Gizi Seimbang Isi Piringku yaitu 2/3 porsi karbohidrat, 1/3 porsi protein dan lemak, 1/2 sayuran dan buah. Kita juga bisa mengikuti anjuran Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk tahu seberapa banyak kalori yang kita butuhkan sesuai dengan usia dan berat badan kita.
Diluar Piramida Gizi Seimbang tersebut tentunya kita menyelipkan saat untuk ngeteh, ngopi atau ngemil. Apabila kalian termasuk orang yang suka ngemil dan membeli minuman siap saji, penting sekali untuk cerdas membaca dan memahami tabel nutrisi yang biasanya terletak di bagian belakang kemasan. Kenapa? Karena kadang kita mengira kalorinya hanya sedikit tapi ternyata tidak semudah itu membacanya dengan benar.
Sebelum membahas cara membaca dan memahami tabel nutrisi, pembicara pertama Prof Ujang Sumarwan selaku Ahli Consumer Bahavior dari Institut Pertanian Bogor menyatakan bahwa sebagian besar masalah kesehatan sangat erat kaitannya dengan pola hidup sehari-hari. Misalnya, kebanyakan kita menyukai minuman atau makanan tertentu lebih karena rasanya bukan karena nutrisi yang terkandung di dalamnya.
Fakta yang ada di Indonesia, konsumsi air putih setiap tahun semakin meningkat tapi kenyataan ini juga diiringi dengan meningkatnya konsumsi minuman yang mengandung gula seperti teh dan kopi dalam kemasan. Tidak hanya di Indonesia ternyata ini juga terjadi di seluruh belahan dunia sehingga WHO menyarankan untuk mengurangi 10% asupan gula harian baik bagi orang dewasa maupun anak-anak.
Di Indonesia, pemerintah juga memperhatikan hal ini sehingga sekarang berlaku takaran yang disarankan oleh pemerintah yaitu G4, G1, L5 yaitu Gula maks 4 sendok makan, Garam mask 1 sendok teh, Lemak maks 5 sendok makan. Apabila kebiasaan makan dan minum kita tidak dirubah sesuai saran ini, tentunya kita memiliki resiko yang lebih besar terkena penyakit tidak menular seperti hipertensi, stroke, diabetes, dan serangan jantung.
Nah, setelah membahas fakta dan saran dari pemerintah yuk sekarang kita belajar bersama dr. Rimbawan, seorang ahli gizi Institut Pertanian Bogor bagaimana cara yang cerdas memilih makanan dan minuman siap saji.
Bukannya tidak boleh ngemil atau sesekali membeli minuman kemasan yang menyegarkan tapi coba menjadi cerdas dengan memilih yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi tubuh kita jangan hanya karena rasa saja. Pada kolom Informasi Nilai Gizi pasti ada takaran saji dan jumlah sajian per kemasan. Kalau kita perhatikan, rata-rata minuman kemasan dalam satu botol bisa untuk 2 kali sajian, artinya mungkin bisa diminum 2 kali (pagi dan sore) atau diminum setengah dan setengahnya lagi untuk keesokan harinya. Kalau kalian meminum satu botol langsung sampai habis berarti siap-siap menghitung asupan gula dan kalori yang tertera pada tabel dikali 2. Kaget kan??
Ada juga beberapa makanan ringan kemasan yang mencantumkan nilai gizi per 25gr padahal dalam satu kemasan isinya 250gr, berarti coba hitung total lemak, gula dan kalorinya dihitung dikali 10..!! Sudah pasti jumlahnya akan berlebihan jika kita bandingkan dengan jumlah asupan gula, garam dan lemak yang disarankan oleh WHO dan Pemerintah Indonesia.
Akupun cukup kaget setelah mengetahui cara menghitung Nilai Gizi pada makanan dan minuman kemasan dan setelah ini tentunya aku akan mencari pilihan minuman dan makanan kemasan yang lebih sehat atau tidak langsung menghabiskan makanan dan minuman kemasan dalam sekali makan atau mungkin bisa berbagi makanan dan minuman ringan bersama teman-teman. Hihihi...
Terimakasih untuk Danone yang sudah mengundang aku di talkshow yang sangat informatif buat aku yang hobby jajan ini. Dan tentunya kalian sekarang juga lebih cerdas dalam memilih makanan dan minuman kemasan yang baik bagi kesehatan kan..
Acara ditutup dengan pesan dari dr. Tria Rosemiarti selaku Hydration Science Director PT. Tirta Investama (danone-Aqua) , “Kami ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih cermat dalam memperhatikan dan memahami nutrisi yang dikonsumsi setiap harinya terutama yang terkandung pada minuman kemasan untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan memulai pola hidup yang lebih sehat.”
No comments :
Post a Comment