Thursday, 24 October 2019

Inspirasi Kasih Dari Menteri PPPA, Yohana Yembise

Setiap mendapat undangan dari Kementerian, aku selalu semangat karena selalu ada inspirasi yang bisa dipetik dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa waktu lalu aku kembali mendapatkan undangan untuk sebuah peluncuran buku biografi yang ditulis oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Ibu Yohana Yembise.


 Pagi itu, aku dan beberapa teman blogger dari Indonesian Social Blogpreneur hadir di Gedung Sapta Pesona dengan disambut dekorasi khas Papua. Bahkan ada photobooth rumah Honai dan para penyambut tamu yang mengenakan rumbai kepala ala Papua yang unik. Tak heran karena Ibu Yohana Yembise memang asli dari Papua, beliau juga merupakan Menteri pertama yang berasal dari Papua lho!
Sebelum mulai acara utama, kami juga disuguhi dengan tarian daerah dan lagu daerah dari Papua sebagai ucapan selamat datang. Seru sekali melihat keragaman negara ini dengan keunikan masing-masing sukunya.

Sebelum memasuki acara talkshow, ada baiknya kita sedikit berkenalan dengan Ibu Yohana Yembise atau biasa dipanggil dengan sapaan "Mama Yo". Beliau adalah seorang wanita yang lahir dan besar di Manokwari. Yang kemudian menempuh pendidikan hingga menjadi guru besar di sebuah universitas di Papua. Karirnya di dunia pendidikan, serta pemberdayaan wanita membuat Pak Jokowi meliriknya untuk menjadi Menteri dalam kabinet Jokowi di tahun 2014-2019.


Nah, di acara peluncuran buku biografinya,Dunia Yohana Inspirasi Dari Ufuk Timur, hadir Prita Laura sebagai moderator talkshow karena Prita pernah bekerja langsung bersama Ibu Yohana dan sangat mengagumi sosoknya. Prita menceritakan bahwa dulu dirinya pertama kali bertemu dengan Ibu Yohana Yembise saat meliput di Afghanistan tahun 2017 lalu. Padahal waktu itu kondisi di Afghanistan sangat tidak kondusif namun Ibu Yohana Yembise tetap ngotot meminta ijin pada Pak Jokowi untuk berangkat menjadi salah satu pembicara dalam Symposium on the Role and Contribution of Afghanistan Women for Peace.

Ibu Yohana berkata bahwa selain diminta langsung oleh first lady Afghanistan, dirinya merasa terpanggil untuk membantu para wanita dan anak-anak di Afghanistan. Semua karena KASIH, katanya. Ibu Yohana Yembise merupakan pejabat negara Indonesia kedua yang berkunjung ke Afghanistan setelah yang pertama (56 tahun lalu) adalah Bapak Promotor kita, Ir. Soekarno.

Ketika ditanya oleh Prita bahwa kasus yang paling menyedihkan yang pernah Mama Yo rasakan selama menjabat menjadi Menteri PPPA, beliau menjawab ada banyak kasus yang membuatnya menangis, karena beliau seudah menganggap warga Indonesia, keluarga Indonesia dan anak-anak di Indonesia bahkan seperti anak-anak nya sendiri.

Namun ada satu kasus yang tidak pernah Mama Yo lupakan yaitu saat membantu Polri mengungkap pembunuhan Angeline, putri berusia 8 tahun yang dibunuh oleh ibu tirinya sendiri. Kasus Angeline ini sempat viral dan beliau bersama satu menteri lainnya dan jajaran Polri berhasil mengusut tuntas kasus pembunuhan anak ini.

Mama Yo dalam masa jabatannya melanjutkan tugas Ibu Linda Gumelar, memiliki misi yang dinamakan 3 Ends, yaitu akhiri kesenjangan ekonomi untuk kaum perempuan, akhiri kekerasan pada anak dan akhiri perdagangan manusia. Menurutnya pendekatan dengan kasih dan kekeluargaan sangat efektif dalam membantunya menyelesaikan kasus anak-anak dan perempuan karena semua kasusnya kebanyakan muncul dari masalah keluarga.

Walaupun Mama Yo berbeda warna kulit dengan para Menteri yang lain dan semua staff nya dalam Kementerian PPPA namun pada akhirnya mereka bisa saling membantu dalam satu visi yang sama yaitu memajukan kesejahteraan warga negara Indonesia. Oleh karena itu, di akhir masa jabatannya ini beliau seolah membuat tanda mata berupa biografi Dunia Yohana Inspirasi Dari Ufuk Timur yang ditulisnya untuk menceritakan bagaimana perjalanan karirnya hingga bisa masuk dalam jajan Menteri tahun 2014-2019 dan beberapa karya besarnya dalam menyelesaikan isu-isu wanita, keluarga dan anak-anak.

Sejujurnya aku belum membaca Dunia Yohana Inspirasi Dari Ufuk Timur hingga selesai, namun buku ini memiliki banyak makna kehidupan. Dalam buku ini juga ada pendapat dari beberapa staff dan pejabat negara yang mengenal Ibu Yohana Yembise yang sangat humble dan sederhana. Semoga dengan hadirnya buku ini bisa menjadi penyemangat bagi kaum wanita untuk bisa terus menjalankan perannya dengan baik, mendidik generasi penerus bangsa dan turut serta membangun ekomoni negara.


Oh ya, yang tidak kalah penting di akhir acara ada penandatanganan nota MOU antara Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan pihak Gojek Indonesia yang bersedia menjadi partner untuk mengembangkan kemampuan mitra gojek terutama wanita, pengembangan UMKM yang dimiliki oleh wanita Indonesia dan keselamatan berkendara.


Kemudian acara juga dilanjutkan dengan minum kopi dan makan pisang goreng Bu Nanik yang dibawakan oleh Gojek sambil ngobrol santai bersama Sekretaris Kementerian PPPA, Bp. Pribudiarta Nur Sitepu mengenai isu-isu ringan seputar keluarga, anak dan wanita. Seru sekali Pak Pri bisa menampung aspirasi, masukan dan membantu menjelaskan program yang dilakukan oleh Kementerian PPPA. Pak Pri berharap, yang menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak selanjutnya bisa melanjutkan kerja Mama Yo.

Baiklah sampai disini dulu ceritaku tentang sekilas buku yang dibuat oleh Mama Yo dan cerita rangkaian acara saat menghadiri launchingnya. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat buat kalian semua..



No comments :

Post a Comment

Back to Top