Tanggal 16 Desember yang lalu, aku diundang oleh Inke Maris Associates untuk menghadiri acara pengenalan alat Sehati TeleCTG ini. Acara digelar di Sopo Del Tower.
Awalnya aku pikir Sehati ini adalah aplikasi kesehatan untuk ibu hamil dan anak-anak namun ternyata dugaanku salah. Sehati TeleCTG ini merupakan layanan kesehatan maternal jarak jauh yang sudah terpadu, berbasis inovasi dan teknologi tepat guna yang secara sinergis memberikan informasi lengkap dan real time mengenai kondisi kehamilan.
Ide dari diciptakan dan dikembangkannya Sehati TeleCTG ini adalah karena jumlah Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi terutama di daerah tertinggal cukup tinggi, hal ini karena jumlah dokter dan bidan tidak sebanding dengan jumlah ibu hamil dan anak-anak yang membutuhkan penanganan. Selain itu tentu peralatan CTG atau USG merupakan barang mewah bagi pusat kesehatan atau puskesmas di daerah tertinggal.
"Sehati Group lahir dari analisa kami (para dokter kandungan dan bidan) terhadap kondisi kesehatan ibu dan bayi saat ini dimana pemerintah sedang berusaha menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi serta stunting yang menjadi prioritas. Dengan Sehati TeleCTG, alat kecil yang bisa dioperasikan dengan mudah menggunakan aplikasi akan sangat membantu ibu hamil yang membutuhkan penanganan khusus atau rujukan." ungkap dr. Ari Waluyo, Sp. OG, Co-founder & Chief Executive Sehati Group.
Sehati TeleCTG terdiri dari aplikasi Ibu Sehati, aplikasi Bidan Sehati, TeleCTG Sehati, Dashboard Sehati, dan Pusat Konsultasi yang dapat digunakan oleh ibu hamil, bidan, dokter kandungan maupun pemerintah pusat dan daerah dalam membuat keputusan, kebijakan, dan proyeksi lebih jelas.
Alat Sehati TeleCTG hingga saat ini sudah digunakan oleh 20.000 ibu hamil dan lebih dari 10.500 bidan di 11 provinsi dan 27 kabupaten di Indonesia. Di acara tersebut hadir juga dr. Deden dari Kabupaten Indramayu dan Bidan Mariana dari Kupang untuk memberikan testimoni dan demo dalam menggunakan Sehati TeleCTG.
Menurut Bp. Samsul Widodo selaku Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Sehati TeleCTG ini merupakan salah satu strategi pemerataan kesehatan untuk anak dan ibu hamil tanpa hambatan geografis. Jadi semua pusat data pasien terekam dalam pusat data di RS Hasan Sadikin Bandung. Sehingga rekam medis anak dan ibu hamil tetap terpantau dan jika sekiranya perlu rujukan, akan lebih aman dan tidak sampai pada kondisi pasien yang komplikasi.
Hal senada juga diungkapkan dr. H. Deden Bonni Koswara selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu yang telah mencoba di puskesmas daerah Indramayu, dan hasilnya Angka Kematian Ibu berkurang hingga 50% sejak menggunakan Sehati TeleCTG.
Bidan Mariana juga sangat senang menggunakan Sehati TeleCTG di puskesmas daerah Kupang, tempatnya bekerja. Namun memang masih perlu ditingkatkan dalam hal koneksi internet karena memang data nya akan terhubung dalam aplikasi dan jaringan internet. Oleh karena itu diharapkan pada tahun 2020 nanti dimana mulai dikembangkan teknologi 5G tidak perlu lagi repot mencarai spot dengan jaringan internet mencukupi guna mengupload data hasil pemeriksaan Sehati TeleCTG.
Secara keseluruhan, diharapkan Sehati TeleCTG ini bisa menjadi panduan lengkap pemeriksaan mingguan kehamilan, deteksi dini faktor resiko kehamilan, perhitungan kontraksi dan tendangan bayi, intepretasi hasil pemeriksaan dan konsultasi langsung dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan serta penyediaan data realtime untuk membantu dalam membuat keputusan tindakan, kebijakan, rujukan dan poyeksi hasil pemeriksaan.
Nantinya pada 2020, alat ini juga akan dikenalkan di beberapa negara berkembang lainnya seperti di Columbia, Peru, Chili dan Argentina. Bangga nya jika alat produksi negara kita bisa dikenal dan berguna bagi masyarakan di negara lainnya.
Acara ditutup dengan demo penggunaan Sehati TeleCTG oleh Bidan Mariana.
Jadi, alat ini memang bukan untuk dijual bebas, namun hanya bisa digunakan untuk klinik ibu dan anak oleh bidan atau dokter yang bertanggung jawab.
No comments :
Post a Comment