Tapi balik lagi ke kondisi kulitku yang sensitif, aku sering banget khawatir setiap mau mencoba kosmetik baru. Apakah kandungan bahan aktif dalam produk ini aman buat kulitku, apakah klaim yang dijanjikan betul-betul kredibel, dan tentunya apakah sudah diujicobakan dengan beberapa sampel dengan berbagai jenis kulit?
Ternyata ada lho perusahaan yang bergerak di bidang evaluasi produk kosmetik dan riset konsumen yang sudah banyak membantu beberapa produsen kosmetik baik lokal maupun produk kosmetik dari luar negeri. Mulai dari consumer insight, cosmetic claim support, bahkan hingga research ingredients nya. Perusahaan ini adalah Skinproof, anak perusahaan Arya Noble.
Dengan didukung oleh para tenaga ahli dan ilmuwan skincare yang handal, Skinproof membantu memastikan kredibilitas skincare dan kosmetik yang akan dipasarkan ke konsumen. Skinproof terus berupaya untuk menginovasi dan memberikan solusi dalam pengembangan produk kosmetik, memberikan dukungan holistik kepada klien Skinproof, dan mengedukasi konsumen mengenai keamanan dan efektifitas produk secara netral dan independen.
Pernahkan kalian melihat iklan atau klaim pada suatu produk skincare seperti ini, "mengurangi jerawat dalam 2 minggu" atau "dengan kandungan teatree untuk membantu merawat kulit berjerawat"
Dalam industri kosmetik, produk klaim merupakan salah satu strategi pemasaran yang populer dan paling sering kita temui, baik pada kemasan produk maupun melalui materi iklan pada berbagai platform media.
Klaim yang digunakan untuk memasarkan kosmetik harus jujur. Klaim pemasaran tidak boleh menghubungkan produk dengan properti atau efek yang sebenarnya tidak dimiliki produk tersebut, dan semua klaim yang dibuat harus dapat dibuktikan. Cosmetic, Toiletry & Perfumery Association (CTPA) dan Advertising Standard Authority (ASA) mengkategorikan klaim produk kosmetik menjadi 5 kategori, yaitu:
❤ Performance claim, klaim yang berkaitan dengan efek suatu produk seperti “Mengurangi garis halus” atau “Melindungi kulit selama 24 jam”
❤ Ingredients claim, yang menyatakan kandungan atau kombinasi dari kandungan yang memberikan khasiat tertentu pada produk, misalnya “Mengandung retinol untuk mengurangi kerutan”
❤ Sensory claim, yang terkait dengan sensasi atau pengalaman sensori saat menggunakan produk, seperti “Membuat kulit terasa halus dan lembut”, atau dapat juga berupa estetika produk sensori, seperti “Roll-on applicator”
❤ Combination claim, yaitu klaim gabungan dari klaim-klaim tersebut di atas
❤ Comparison claim, atau klaim perbandingan untuk menggambarkan komparasi produk dengan produk lainnya agar konsumen dapat melihat perbedaan yang signifikan dari keduanya.
Setelah klaim diklasifikasi dan ditentukan, perusahaan kosmetik terkait harus memberikan bukti ilmiah yang dapat divalidasi oleh sumber yang kredibel menggunakan beberapa metode pilihan, seperti sensory property analysis, consumer testing, in vivo clinical/expert assessment, instrumental test, atau in vitro/ex vitro test.
Ibu Theresia Sinandang selaku Head of Skinproof mengatakan bahwa dalam industri kosmetik yang sangat kompetitif, klaim produk dapat menjadi alat yang efektif untuk membedakan merek dan menarik perhatian konsumen. Namun, penting untuk memastikan bahwa klaim produk yang dikomunikasikan dapat dibuktikan secara ilmiah karena klaim produk harus digunakan dengan hati-hati dan transparan untuk membangun kepercayaan konsumen.
Kondisi kulit setiap orang berbeda, sehingga produk yang cocok bagi seseorang mungkin tidak cocok pada kulit orang lain karena kulitnya memiliki kebutuhan yang berbeda. Oleh sebab itu, sebelum memilih produk, penting untuk mengetahui kondisi dan kondisi kulit agar dapat mendapatkan produk yang sesuai.
Jadi sebelum mencoba atau menggunakan kosmetik, pastikan dulu bahwa produk tersebut tidak over claim sehingga kita bisa nyaman dan aman dalam menggunakan produk kosmetik sesuai dengan kebutuhan kulit kita. So, sampai disini dulu ceritaku tentang Skinproof dalam membantu melakukan riset kosmetik semoga tulisan ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
No comments :
Post a Comment